Mandi-mandi adalah tradisi membuka awal tahun dengan cara mencorengkan bedak di muka yang dilaksanakan satu minggu setelah acara Rabo-rabo. Tempat dilaksanakan tradisi Mandi-mandi ditentukan oleh kesepakatan masyarakat di Kampung Tugu. Mandi-mandi itu dilaksanakan semua usia baik muda maupun tua semua saling mencorengkan bedak ke muka yang menandakan kita saling memaafkan atas kesalahan-kesalahan yang mungkin pernah dilakukan selama satu tahun ke belakang. Dalam satu tahun ke belakang mungkin saling ada pergesekan antara kakak adik saudara dan semuanya, pada saat mandi-mandi inilah kita berkumpul saling memaafkan membuka lembaran baru di tahun yang baru.
Lokasi pelaksanaannya bergilir, rumah warga yang mempunyai halaman yang luas untuk berkumpul orang banyak tentunya akan menjadi satu prioritas. Ada juga yang meminta halaman rumahnya yang dijadikan lokasi Mandi-mandi. Intinya lokasi yang dipilih adalah yang sekiranya selama pelaksanaan Mandi-mandi tidak akan mengganggu masyarakat yang ada di kampung Tugu ini, karena sudah banyak pendatang dan tidak lagi didominasi oleh keturunan Portugis. Pesertanya adalah mereka yang mempunyai hubungan darah secara turun temurun hubungan keluarga yang di dalamnya itu mereka adalah anggota dari Ikatan Keluarga Besar Tugu. Ada juga masyarakat umum yang berpartisipasi, karena ini sudah menjadi kalender tahunan di kampung Tugu dan menjadi konsumsi publik untuk kunjungan wisata serta sebagai salah satu daya tarik orang untuk datang ke kampung Tugu.
Setelah semua warga datang berkumpul di rumah yang menjadi tuan rumah dibuka dengan ibadah. Kemudian selesai ibadah dilanjutkan makan siang, selanjutnya persiapan untuk mandi-mandi. Kelengkapan yang digunakan yaitu bedak cair yang sudah disiapkan dan musik keroncong yang sudah siap mengiringi. Tradisi dimulai dengan yang tua-tua dilanjutkan yang muda, beriringan dengan lagu Mande-mande (Mandi-mandi) yang sudah diciptakan untuk tradisi ini agar tradisi Mandi-mandi dikenal sepanjang masa.